Setelah melalui perjalanan panjang selama tujuh hari 10 jam Pesawat C-130 Hercules A-1301 tiba di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Jumat (29/9/2017).
Pesawat dengan bentang sayap 40 meter, panjang 30 meter, dan tinggi 10 meter itu dibawa dari Lapangan Udara Sulaiman, Bandung pada 22 September lalu menggunakan truk tronton.
Dengan datangnya pesawat koleksi baru tersebut, pimpinan TNI AU melalui Kadis Aero, Marsma TNI Dento Priyono menggelar syukuran, Sabtu, (30/9) bertempat di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Kadis Aero dalam sambutanya menyampaikan rasa bangga dan terharu, pesawat hercules C-130 sebesar itu sampai di Yogyakarta. Rombongan pengawal menyebutkan, sepanjang perjalanan penuh cerita seru saat melintas di jalan raya.
“Setiap hitungan jam perkembangan perjalanan pesawat selalu dilaporkan kepada Kepala Staf Angkata Udara (KSAU),” ungkap Kadis Aero.
Orang momor satu di Dinas Aero tersebut mengatakan, perintah menggeser pesawat dari Makor Paskhas Bandung itu sudah sejak bulan Maret 2107 lalu. Namun karena ada pertimbangan dinas, baik waktu dan kesibukan tugas kerja, sehingga baru pada akhir Oktober 2017 ini dapat terlaksana.
Kadis Aero memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim pengangkut Hercules C-130, berikut Pomau, Intelud, dan Penerangan Lanud Adisutjipto yang selalu bekerjasama dengan baik.
Setelah pemindahan pesawat berjalan sesuai rencana, ungkapan syukur diwujudkan dalam pelaksanaan tradisi syukuran berikut doa dengan menyembelih 3 ekor kambing.
“Begitu menggembirakan setelah Pesawat Hercules sudah sampai Muspusdirla Yogyakarta. Apresiasi yang tinggi khususnya bagi tim pengangkut yang sudah bekerja luar biasa,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Kolonel Sus Drs. Dede Nasrudin mengatakan, pesawat ini akan menjadi tambahan koleksi museum, sehingga akan menjadi museum yang kita harapkan dengan konsep edutainmen, edukasi dan entertainmen.
Selain itu, Kamuseum juga mengapresiasi masyarakat yang mendukung mobilitas koleksi museum ini selama perjalanan yang cukup jauh. Waktu angkut yang dibutuhkan ternyata lebih panjang dari perkiraan.
“Perkiraan hanya empat sampai lima hari, ternyata sampai seminggu,” katanya. Menurutnya, hal ini dikarenakan sejumlah kendala yang terjadi selama proses perjalanan.
Rintangan selama perjalanan umumnya berkaitan dengan ketinggian, seperti adanya pohon, kabel, dan jembatan. Bahkan, tim pengangkut pernah mengalami pecah enam ban dalam tiga momen yang masing-masing hanya berselang 15 menit ketika masuk areal Wates, Kulonprogo. (Kandar)
Sumber : kabarhandayani.com
0 komentar:
Post a Comment