Jl. Wanagama 1, Kalurahan Banaran, Playen Gunungkidul

Jenis Tanah dan Teknik Cara Memperbaiki Kesuburan Tanah


Tanah Subur. Tanah yang subur adalah tanah yang apabila ditanami tumbuhan/tanaman bisa memberikan hasil yang banyak berupa produksi daun, batang, buah atau umbi. Untuk itu agar tercapainya tujuan produksi maka tanah yang dijadikan lahan usaha perlu ada upaya agar tanah tersebut tetap subur dalam jangka waktu tak terbatas atau berkelanjutan. Ada beberapa macam cara penyuburan tanah antara lain:

1.Pada tanah yang banyak mengandung liat (tanah liat) Tanah liat adalah tanah yang banyak mengandung /menyimpan makanan bagi tanaman namun sayang makan tidak dapat dimakan kerena kekurangan oksigen (O2). Apabila menemukan tanah yang semacam ini perlu diupayakan agar tersedia O2 dengan cara memberikan kompos, bokashi pupuk kandang, atau bahan organik lainya sehingga tanah menjadi gembur. 

2.Pada tanah berpasir atau tanah yang banyak mengandung pasir. Tanah yang seperti ini kelemahanya sulit untuk mengikat air, fenomena cepat kekeringan dan merana, caranya adalah menambah bahan organik seperti kompos, bokashi pupuk kandang, pupuk organik daun hiaju yang mudah busuk ditambah kotoran hewan, tanah dan air dengan perbandingan : 1 : 1 : 1 : 1 , simpan didrum biarkan selama tiga minggu, inilah pupuk yang terbaik untuk tanah berpasir.

3.Tanah yang banyak mengandung kapur. Tanah sperti ini kelemahanya adalah pertama tingkat keasaman ( pH= potensial hidrogen) yang tinggi, kedua tanah mudah longsor, makanan mikro kurang tersedia sperti besi,seng dan tembaga.
Tanah seperti ini perlu diberikan pupuk kompos dan dedaunan yang hijau apalagi kalau daun hijaunya dari jenis yang berbunga kupu-kupu seperti kacang-kacangan, johar, turi dsb. Untuk menurunkan tingkat keasaman jemis tanah ini yaitu dengan cara memberikan pupuk yang mengandung belerang.

4.Tanah besifat asam. Tanah yang asam biasanya ditandai dengan : Untuk tanah sawah, warna air kuning berkarat, kalau tanah darat suka ditumbuhi alang-alang atau kalau ditanami jagung, jagungnya menguning atau kalau ditanami kacang tanah tidak ada buah yang berenas. Apabila menemukan tanah ynag seperti ini, tanah tersebut adalah asam atau pHnya 3 - 5. Dengan demikian maka pHnya harus disesuaikan dulu dengan keinginan tanaman,karena setiap tanaman menginginkan pH yang berbeda.

Upaya menaikan pH tanah banyak cara diantaranya adalah demikian :
a. Tanah dijemur .
Caranya: tanah dicangkul,dibajak. Tanah yang berupa bongkahan dibiarkan terjemur dulu selama 2 minggu.


b. Diberi arang sekam.
Caranya: Tanah ditaburi arang sekam selanjutnya tanah dicangkul hingga arang tersebut tercampur dengan tanah.
c. Perbaikan tata udara dalam tanah
Caranya : Tanah diolah kemudian dibuat parit-parit, ini untuk menghindari genangan air dan pada tanah gambut disebut tali air. ini dibuat memanjang dengan jarak 25 m agar tejadi pencucian dan yang asam mengalir.
d. Menambah pupuk organik
Dengan diberikan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan yang banyak, maka secara bertahap pHnya akan berangsur-angsur naik.
e. Pengapuran.
Untuk menaikan pH bisa juga memberikan kapur pertanian dengan cara ditabur diatas tanah yang sudah dicangkul kemudian diaduk dengan tanah, apabila sudah tercampur antara kapur pertanian dan tanah, lalu disiram air atau tunggu tersiram air hujan dulu.Biarkan 10 - 15 hari, baru ditanam tumbuhan.

5. Tanah gambut. Adalah tanah yang kaya akan bahan organik namun belum bisa terurai menjadi makanan tumbuhan hanya kelemahanya adalah pH rendah atau asam. Tata udara kadang lemah, sehingga bakteri tidak bisa bekerja secara maksimal. Pada taanah yang demikian, tanaman yang bisa tumbuh hanya beberapa macam saja. Adapun cara perbaikanya adalah :
a. Membersihkan kompos dari pupuk kandang, arang atau bokashi, pupuk kandanmg arang.
b. Membuat tali air/ parit sebanyak mingkin.
c. Memberikan kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan.
d. seiring memberikan bakteri juga memberikan limbah yang mengandung protein banyak, misal limbah tahu, darah atau ikan busuk.

6. Tanah podsol merah. Tanah ini terdapat banyak di Sumratra dan Kalimantan. Pada tanah yang seperti ini usahanya adalah :
a. Memberikan bahan organik berupa kompos yang banyak.
b. Menutup tanah atau memerikan mulsa pada setiap tanaman sehingga lapisan atas tanah akan terlindung
dari erosi karena hujan.
c. Memberikan bakteri yang menguntungkan.

Catatan Penting
1. Memberikan bahan organik berupa kompos atau bokashi merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan
pengelola.
2. Menjaga kehidupan ekosistem yang berada dalam tanah sehingga alam akan ada kemampuan membuat
makanan tumbuhan secara optimum.
3. Mengatur tata udara dan air agar ada kehidupan didalam tanah.
4. Sasara perbaikan ditunjukan pada perbaikan fisik, kimia, dan biologi tanah.

JENIS-JENIS TANAH

1. Tanah Vulkanis

a. Tanah Andosol

  • Proses terbentuknya : dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan
  • Ciri-ciri : warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara
  • Persebaran : Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi
andosol
andosol

b. Tanah Regosol

  • Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar
  • Ciri-ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa
  • Persebaran : di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara

c. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)

  • Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah
  • Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija
  • Persebaran : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan

2. Tanah Organosol

a. Tanah Humus

  • Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik
  • Ciri-ciri : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian
  • Persebaran : Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara
Organosol
Organosol

b. Tanah Gambut

  • Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa)
  • Ciri-ciri : bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian pasang surut
  • Persebaran : Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, Pantai Selatan
Tanah Gambut
Tanah Gambut

3. Tanah Litosol (tanah berbatu-batu)

  • Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar
  • Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
  • Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan
  • Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera

4. Tanah Podzol

  • Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi
  • Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija
  • Persebaran : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua
Podsol
Podsol

5. Tanah Laterit

  • Proses terbentuknya : Tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah
  • Ciri-ciri : warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur
  • Pemanfaatannya : untuk lahan pertanian
  • Persebaran : Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara

6. Tanah Mergel

  • Proses terbentuknya : dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan
  • Ciri-ciri : tidak subur
  • Pemanfaatannya : untuk hujan jati
  • Persebaran : Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat, pegunungan Kendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun, Nusa Tenggara

7. Tanah Terarosa (Kapur)

a. Tanah Renzina

  • Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi
  • Ciri-ciri : warna putih sampai hitam, miskin unsur hara
  • Pemanfaatannya : untuk palawija, hutan jati
  • Persebaran : Gunung kidul , Yogyakarta
Terarosa
Terarosa

b. Tanah Mediteran

  • Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen
  • Ciri-ciri : Warna putih kecoklatan, keras, tidak subur
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati
  • Persebaran : Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera

Ciri-ciri tanah di Indonesia:

  • Banyak mengandung unsur hara
  • Struktur tanahnya baik, artinya susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak terlalu lenggang
  • Cukup mengandung air yang berguna untuk melarutkan unsur hara
  • Mempunyai garam-garaman dalam jumlah banyak

Upaya untuk melestarikan sumber daya tanah:

  • Pemupukan diusahakan dengan pupuk hijau / pupuk kandang / pupuk kompos
  • Dibuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung
  • Membuat terassering / sengkedan di daerah-daerah miring
  • Membuat penghijauan dan reboisasi pada daerah yang gundul, dan sebagainya.
Reboisasi
Reboisasi

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

Total Pageviews

Flag Counter Real Time Traffic